"Ibu-ibu, Bapak-bapak siapa yang punya anak bilang aku, aku yang sedang bingung pada teman-temanku karna cuma diriku yang tak laku-laku" begitulah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan seorang anak kecil berumur kira-kira tujuh tahun yang sedang mengamenn dalam sebuah angkutan kota. Hal ini bukanlah fakta yang jarang terjadi kita lihat dan dengar di lingkungan sekitar kita, bukan sekedar di kalangan anak-anak yang hidup di jalan namun dalam mayoritas kehidupan anak Indonesia. Ketika saya mendengar anak itu menyanyikan penggalann lagu ini di dalam angkutan kota tersebut hal yang pertama muncul di dalam benak saya adalah "pola didik yang seperti apa yang ada di dalam keluarga anak ini?" "Akan seperti apa paradigma yang dimiliki anak ini ketika dia besar kelak?"
Tidak dapat dipungkiri bahwa pola didik dan kebiasaan seorang anak akan membentuk karakternya. Hal ini bukan hanya saya dapati di jalan atau di kalangan anak-anak pengamen, bahkan di kalangan murid-murid yang saya ajar. Acap kali terdengar di luar ruangan kelas atau ketika sedang bermain dengan teman-teman, maka lagu-lagu yang terucap dari mulut mereka adalah lagu-lagu yang tidak selayaknya dinyanyikan oleh anak kecil, lagu-lagu yang terkadang kita sebagai orang dewasapun miris mendengarnya. Satu hal yang pasti yang saya ketahui adalah bahwa masa kecil anak Indonesia sekarang ini berbeda dengan masa kecil saya dahulu. Pertanyaan yang kerap muncul dalam benak saya adalah "dimana musik anak Indonesia yang dulu? Musik yang liriknya mengandung penuh makna dan nilai hidup. Hilangkah? Musnahkah? Punahkah?"
Lalu, salah siapa?
Ketika saya mencoba menjawab pertanyaan itu dengan pernyataann bahwa ya, musik anak Indonesia itu saat ini memang seolah punah dan bahkan seolah tak berbekas. Satu kali saya bertanya kepada adik sepupu saya yang masih kelas satu SD ketika itu, "kamu lagu kesukaannya apa dek?" Bisakah anda menebak lagu apa yang menjadi lagu kesukaannya? Yang pasti bukan lagu anak-anak, dia menyukai salah satu lagu dari salah satu group band ternama di negeri ini. Lagu yang seharusnya bukan konsumsi anak-anak. Lalu salah siapa jika mereka tumbuh dengan realitas yang seperti ini? Dengan semangat zaman yang seolah memaksa mereka menjadi dewasa sebelum waktunya? Salah anak Indonesiakah? Salah orang tuakah? Salah siapa?
Mungkin memang jika mencari siapa yang salah dan mengkambinghitamkan satu pihak ada terlalu banyak alasan yang kita bisa katakan bahwa itu bukan salah kita. Namun saat ini saya menyadari bahwa itu salah satunya adalah salah saya, ya salah saya sebagai pribadi yang lebih dewasa dan memiliki masa kanak-kanak dengan musik yang lebih baik dari mereka. Dimana saya ketika saya melihat anak-anak mengkonsumsi dan menggemari. Dimana kita sebagai orang dewasa ketika kita mendengar anak Indonesia saat ini begitu konsumtif terhadap lagu-lagu dan musik yang belum pantas untuk mereka? Atau mungkin kita bahkan adalah orang-orang yang mengajari mereka untuk menyanyikan dan menikmati musik-musik itu? Saya semakin miris membayangkan apa yang akan terjadi jika ini terus-menerus menjadi pola hidup di kalangan anak Indonesia. Saya terus membayangkan akan seperti apa mental anak Indonesia ketika musik yang mereka dengar, lagu yang mereka nyanyikan bukan musik dan lagu yang seharusnya dikonsumsinya? Tidak bisa kita pungkiri, ini sebuah realita, fakta yang sedang terjadi dan sedang marak. Lalu apa yang harus kita lakukana? Tegakah anda tinggal diam? Tegakah anda melihat untuk waktu-waktu ke depan bangsa ini akan semakin buruk mental dan karakternya? Saya rasa kita orang dewasa tidak setega itu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Ketika kita menyadari dan melihat betapa mirisnya realitas yang terjadi di tengah-tengah musik anak Indonesia saat ini maka kita tidak bisa tidak untuk mengambil tindakan. Ini bukan sesuatu hal yang mustahil untuk diubah.
Mulailah dari lingkup yang terkecil misalnya keluarga. Seperti yang kita ketahui bahwa keluarga adalah agen pendidikan pertama bagi anak. Anak-anak pertama kali belajar dan dididik bukan di sekolah melainkan dalam keluarga. Jika anda orangtua, didiklah anak anda dalam pola didik yang baik sehingga menghasilkan karakter yang baik. Perdengarkan musik-musik anak Indonesia yang berkualitas, yang dulu pernah ada dan sekarang yang seiolah punah itu. Ajarkan nilai-nilai yang ada pada lagu itu kepada anak-anak anda. Hal lainnya adalah jangan mendengarkan dan menyanyikan lagu dewasa yang tidak mendidik di hadapan anak-anak anda. Karena biasanya apa yang diucapkan orangtua diucapkan anak. Ketika anak mulai menyanyikan dan mengkonsumsi musik yang bukan seharusnya, ajarkan dan ingatkanlah anak anda. Ingat sekali lagi bahwa hal paling mendasar itu dimulai dari keluarga.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah sekolah sebagai agen pendidikan kedua. Guru bertanggungjawabb juga dalam pembentuka karakter anak. Sebagai guru selektiflah dalam memilik musik yang ingin anda perdengarkan kepada para siswa. Biasakan mengajarkan musik dan lagu anak Indonesia yang mendidik, dan ingatkan anak-anak atas nilai moral yang terkadung dalam lagu-lagu tersebut. Ingatkan pula ketika dia mulai mengkonsumsi dan menyanyikan musik yang tidak selayaknya, bukan malah dijadikan lelucon karena biasanya tidak sedikit guru yang mengganggap lucu ketika anak menyanyikan lagu orang dewasa dan malah tertawa. Ini bukan hal yang lucu melainkan hal yang sangat serius, Berhati-hatilah!
Sebagai masyarakat Indonesia yang sudah dewasa kita memiliki tanggungjawab atas masa depan bangsa ini, atas masa depan anak-anak, atas moral dan karakter bangsa ini ke depan. Maka tugas kita sebagai orang dewasa secara umum adalah jadilah role model atau contoh yang baik bagi anak-anak. Ajarkan mereka apa yang seharusnya mereka ketahui bukan mengikuti kemajuan jaman yang membawa mereka kepada kehidupan orang dewasa sebelum waktunya. Ini bukan main-main. Ini masalah yang kelihatannya kecil tapi pengaruhnya besar. Mulailah bertindak, satu hal kecil jika setiap orang mengerjakan akan membawa perubahan yang besar. Bahkan jika anda memiliki potensi dan talenta di bidang musik saya sangat menganjurkan untuk anda menciptakan lagu serta mengaransemen musik yang pantas dikonsumsi anak-anak, yang meiliki nilai moral yang baik serta mengajarkan anak Indonesia atas hal yang baik yang anak seusia mereka seharusnya ketahui.
Musik itu akan menjadi bermanfaat ketika dipergunakan sebagaimana mestinya dan akan menghancurkan ketika tidak dikonsumsi dengan tepat oleh orang yang tepat pula. Musik anak Indonesia itu tidak punah, dia hanya seolah punah, secara kasat mata namun sesungguhnya dia masih ada. Lestarikanlah! Perdengarkanlah! Ajarkanlah kepada anak Indonesia. Masa depan mereka, karakter mereka, moral mereka tanggungjawab kita! Mulailah dari diri anda sendiri!
take time to read and comment! Thankyou :)
BalasHapusamenn
BalasHapusamennn...:)
BalasHapusblogmu mana? :P