Welcome readers!

Welcome to the varies of information about my writing and my thoughts in this blog! Enjoy! Semoga menjadi berkat dan tidak usah ragu untuk menuliskan komentar Anda! God bless you!

Rabu, 25 April 2012

Air Terjun Bidadari, Sang Bidadari Sumatera Selatan

Ketika mendengar kata Sumatera Selatan, kemungkinan besar yang akan muncul dalam pemikiran kita khususnya masyarakat Indonesia secara umum adalah Palembang. Mungkin karena memang provinsi ini beribukotakan Palembang. Namun lebih dari itu, lebih luas lagi Sumatera Selatan bukan terbatas hanya Palembang semata. Daerah Sumatera Selatan terdiri dari sebelas kabupaten dan empat kota. Salah satu Kabupaten yang saya cukup tertarik dengan pesonanya adalah kabupaten Lahat.

Ada satu air terjun yang cukup menarik di wilayah ini,, nama air terjun ini cukup menarik dan menggelitik telinga. Air terjun tersebut dinamakan Air Terjun Bidadari. Dinamakan air terjun bidadari karena konon katanya air terjun ini tempat mandi para bidadari. Terlepas dari sejarah nama itu, air terjun ini cukup indah dan menarik. Air terjun yang terletak di Desa Karang Dalam, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan ini merupakan potensi wisata yang sangat menjanjikan apabila dikelola dengan baik.

Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan lebar sekitar 10 meter. Tidak terlalu tinggi memang, namun pesonanya luar biasa. Di sekitar air terjun ini terdapat tiga air terjun yang dapat dinikmati seraya menyusuri pesona air terjun Bidadari. Air terjun tersebut diantaranya Air Terjun Bujang Gadis dengan ketinggian 4 meter, berjarak sekitar 30 meter di bawah air terjun Bidadari ini, kemudian di bawah air terjun Bujang Gadis terdapat Air terjun Sumbing sekitar 80 meter dari air terjun Bujang Gadis dengan ketinggian sekitar 35 meter. Lalu di bawah air terjun Sumbing terdapat pula air terjun Naga. Bagian air terjun paling bawah ini memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan jarak sekitar 50 meter dari air terjun Sumbing. 
gambar dari: 


Ibarat kata pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui demikian pula anda ketika menyusuri Air Terjun Bidadari ini. Anda dapat memuli dari bagian paling bawah air terjun yaitu air terjun Naga hingga ke paling atas yaitu air terjun Bidadari atau mungkin sebaliknya. Anda tidak perlu takut untuk tersesat karena masyarakat setempat akan menjadi pemandu wisata yang sangat baik untuk anda. Lokasi air terjun ini akan menjadi kekayaan yang sangat besar khususnya bagi provinsi Sumatera Selatan karena keindahannya yang menakjubkan serta pesonanya yang sungguh memikat. Berdasarkan semua keindahan dan pesona alam yang menakjubkan ini saya merasa bahwa Air Terjun Bidadari adalah Bidadari kota Sumatera Selatan sehingga tidak mengherankan tempat ini menjadi tempat favorit untuk film-film terbaik di negeri ini salah satunya yaitu Si Pahit Lidah.

Dengan kekayaan alam dan pesonanya yang sangat indah, menurut saya tidak baik jika kita tinggal diam. Ibarat manusia memiliki potensi namun dikubur sehingga tidak terlihat demikian pula pesona dan keindahan alam Air Terjun Bidadari ini tidak akan dikenal masyarakat jika tidak dikembangkan dan jika hanya dikubur dan menjadi konsumsi lokal saja. Tidaklah suatu hal yang mustahil air terjun ini akan menjadi salah satu wisata yang sangat berkembang bagi masyarakat Sumatera Selatan khusunya masyarakat Lahat jika dikelola dan dirawat dengan baik. Kita perlu untuk menjadi a good stewardship untuk setiap kekayaan dan potensi alam di sekitar kita, termasuk air terjun Bidadari sang Bidadari kota Sumatera Selatan. Rawatlah, kembangkanlah, jagalah dan mulailah bertindak dari hal-hal kecil namun berguna!

Selasa, 24 April 2012

Musik Anak Indonesia Seolah Punah, Salah Siapa?

"Ibu-ibu, Bapak-bapak siapa yang punya anak bilang aku, aku yang sedang bingung pada teman-temanku karna cuma diriku yang tak laku-laku" begitulah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan seorang anak kecil berumur kira-kira tujuh tahun yang sedang mengamenn dalam sebuah angkutan kota. Hal ini bukanlah fakta yang jarang terjadi kita lihat dan dengar di lingkungan sekitar kita, bukan sekedar di kalangan anak-anak yang hidup di jalan namun dalam mayoritas kehidupan anak Indonesia. Ketika saya mendengar anak itu menyanyikan penggalann lagu ini di dalam angkutan kota tersebut hal yang pertama muncul di dalam benak saya adalah "pola didik yang seperti apa yang ada di dalam keluarga anak ini?" "Akan seperti apa paradigma yang dimiliki anak ini ketika dia besar kelak?"

Tidak dapat dipungkiri bahwa pola didik dan kebiasaan seorang anak akan membentuk karakternya. Hal ini bukan hanya saya dapati di jalan atau di kalangan anak-anak pengamen, bahkan di kalangan murid-murid yang saya ajar. Acap kali terdengar di luar ruangan kelas atau ketika sedang bermain dengan teman-teman, maka lagu-lagu yang terucap dari mulut mereka adalah lagu-lagu yang tidak selayaknya dinyanyikan oleh anak kecil, lagu-lagu yang terkadang kita sebagai orang dewasapun miris mendengarnya. Satu hal yang pasti yang saya ketahui adalah bahwa masa kecil anak Indonesia sekarang ini berbeda dengan masa kecil saya dahulu. Pertanyaan yang kerap muncul dalam benak saya adalah "dimana musik anak Indonesia yang dulu? Musik yang liriknya mengandung penuh makna dan nilai hidup. Hilangkah? Musnahkah? Punahkah?"

Lalu, salah siapa?

Ketika saya mencoba menjawab pertanyaan itu dengan pernyataann bahwa ya, musik anak Indonesia itu saat ini memang seolah punah dan bahkan seolah tak berbekas. Satu kali saya bertanya kepada adik sepupu saya yang masih kelas satu SD ketika itu, "kamu lagu kesukaannya apa dek?" Bisakah anda menebak lagu apa yang menjadi lagu kesukaannya? Yang pasti bukan lagu anak-anak, dia menyukai salah satu lagu dari salah satu group band ternama di negeri ini. Lagu yang seharusnya bukan konsumsi anak-anak. Lalu salah siapa jika mereka tumbuh dengan realitas yang seperti ini? Dengan semangat zaman yang seolah memaksa mereka menjadi dewasa sebelum waktunya? Salah anak Indonesiakah? Salah orang tuakah? Salah siapa?
Mungkin memang jika mencari siapa yang salah dan mengkambinghitamkan satu pihak ada terlalu banyak alasan yang kita bisa katakan bahwa itu bukan salah kita. Namun saat ini saya menyadari bahwa itu salah satunya adalah salah saya, ya salah saya sebagai pribadi yang lebih dewasa dan memiliki masa kanak-kanak dengan musik yang lebih baik dari mereka. Dimana saya ketika saya melihat anak-anak mengkonsumsi dan menggemari. Dimana kita sebagai orang dewasa ketika kita mendengar anak Indonesia saat ini begitu konsumtif terhadap lagu-lagu dan musik yang belum pantas untuk mereka? Atau mungkin kita bahkan adalah orang-orang yang mengajari mereka untuk menyanyikan dan menikmati musik-musik itu? Saya semakin miris membayangkan apa yang akan terjadi jika ini terus-menerus menjadi pola hidup di kalangan anak Indonesia. Saya terus membayangkan akan seperti apa mental anak Indonesia ketika musik yang mereka dengar, lagu yang mereka nyanyikan bukan musik dan lagu yang seharusnya dikonsumsinya? Tidak bisa kita pungkiri, ini sebuah realita, fakta yang sedang terjadi dan sedang marak. Lalu apa yang harus kita lakukana? Tegakah anda tinggal diam? Tegakah anda melihat untuk waktu-waktu ke depan bangsa ini akan semakin buruk mental dan karakternya? Saya rasa kita orang dewasa tidak setega itu.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Ketika kita menyadari dan melihat betapa mirisnya realitas yang terjadi di tengah-tengah musik anak Indonesia saat ini maka kita tidak bisa tidak untuk mengambil tindakan. Ini bukan sesuatu hal yang mustahil untuk diubah. 
Mulailah dari lingkup yang terkecil misalnya keluarga. Seperti yang kita ketahui bahwa keluarga adalah agen pendidikan pertama bagi anak. Anak-anak pertama kali belajar dan dididik bukan di sekolah melainkan dalam keluarga. Jika anda orangtua, didiklah anak anda dalam pola didik yang baik sehingga menghasilkan karakter yang baik. Perdengarkan musik-musik anak Indonesia yang berkualitas, yang dulu pernah ada dan sekarang yang seiolah punah itu. Ajarkan nilai-nilai yang ada pada lagu itu kepada anak-anak anda. Hal lainnya adalah jangan mendengarkan dan menyanyikan lagu dewasa yang tidak mendidik di hadapan anak-anak anda. Karena biasanya apa yang diucapkan orangtua diucapkan anak. Ketika anak mulai menyanyikan dan mengkonsumsi musik yang bukan seharusnya, ajarkan dan ingatkanlah anak anda. Ingat sekali lagi bahwa hal paling mendasar itu dimulai dari keluarga.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah sekolah sebagai agen pendidikan kedua. Guru bertanggungjawabb juga dalam pembentuka karakter anak. Sebagai guru selektiflah dalam memilik musik yang ingin anda perdengarkan kepada para siswa. Biasakan mengajarkan musik dan lagu anak Indonesia yang mendidik, dan ingatkan anak-anak atas nilai moral yang terkadung dalam lagu-lagu tersebut. Ingatkan pula ketika dia mulai mengkonsumsi dan menyanyikan musik yang tidak selayaknya, bukan malah dijadikan lelucon karena biasanya tidak sedikit guru yang mengganggap lucu ketika anak menyanyikan lagu orang dewasa dan malah tertawa. Ini bukan hal yang lucu melainkan hal yang sangat serius, Berhati-hatilah!
Sebagai masyarakat Indonesia yang sudah dewasa kita memiliki tanggungjawab atas masa depan bangsa ini, atas masa depan anak-anak, atas moral dan karakter bangsa ini ke depan. Maka tugas kita sebagai orang dewasa secara umum adalah jadilah role model atau contoh yang baik bagi anak-anak. Ajarkan mereka apa yang seharusnya mereka ketahui bukan mengikuti kemajuan jaman yang membawa mereka kepada kehidupan orang dewasa sebelum waktunya. Ini bukan main-main. Ini masalah yang kelihatannya kecil tapi pengaruhnya besar. Mulailah bertindak, satu hal kecil jika setiap orang mengerjakan akan membawa perubahan yang besar. Bahkan jika anda memiliki potensi dan talenta di bidang musik saya sangat menganjurkan untuk anda menciptakan lagu serta mengaransemen musik yang pantas dikonsumsi anak-anak, yang meiliki nilai moral yang baik serta mengajarkan anak Indonesia atas hal yang baik yang anak seusia mereka seharusnya ketahui.
Musik itu akan menjadi bermanfaat ketika dipergunakan sebagaimana mestinya dan akan menghancurkan ketika tidak dikonsumsi dengan tepat oleh orang yang tepat pula. Musik anak Indonesia itu tidak punah, dia hanya seolah punah, secara kasat mata namun sesungguhnya dia masih ada. Lestarikanlah! Perdengarkanlah! Ajarkanlah kepada anak Indonesia. Masa depan mereka, karakter mereka, moral mereka tanggungjawab kita! Mulailah dari diri anda sendiri!

Proud to be a woman!

Dalam masyarakat umum, masalah gender merupakan salah satu masalah yang cukup sensitif termasuk juga bagi kita warga Indonesia. Tidak jarang di dalam kehidupan sehari-hari, wanita itu dianggap lebih lemah daripada pria. Namun ada satu yang bagi saya bagian terhebat dan paling membanggakan menjadi seorang wanita yaitu  menjadi seorang ibu. 

Ada satu kutipan yang mengatakan seperti ini "A human body can bear only up to 45 del (unit) of pain. Yet at time of giving birth, a mother feels up to 57 del (unit) of pain. This is similar to 20 bones getting fractured at a time. Can you imagine it now, the mother's pain and love?" Artinya selain harus menanggung beban yang lebih selama kurang lebih sembilan bulan,  pada saat melahirkan seorang anak dia harus menanggung dan mengorbankan lebih daripada apa yang dia bisa. Dapatkah kita membayangkan bagaimana menyakitkannya hal itu? Namun, tidak ada sukacita yang lebih besar bagi wanita ketika dia melihat bagaimana melalui rahimnya ada satu kehidupan yang baru. Dan ini hanya dapat dilakukan, dirasakan oleh wanita.

Pengorbanan lebih itu terbayar ketika dia mendengar tangisan sang bayi untuk pertama kalinya dan kemudian tersenyum lebar. Tangisan dan rasa sakit itu kemudian berubah menjadi senyum dan uraian air mata bahagia. Sosok wanita yang begitu kuat. Sosok yang mau bertaruh hidup dan matinya bagi satu kehidupan yang baru yang akan datang melalui rahimnya. Sosok yang mau berkorban, itulah wanita dan inilah yang membuat saya bangga menjadi wanita. Pengorbanan, kekuatan dan tanggungjawab tiada tara itu yang membuat saya mengatakan yes, I am proud to be a woman! Terimakasih Tuhan, Engkau menciptakan aku sebagai seorang wanita! I do proud of it!

Rabu, 04 April 2012

Why have You Chosen me?



Menjelang masa-masa peringatan akan penderitaan Kristus, saya diingatkan kembali lewat satu pujian hymn yang sangat indah yang berjudul "Why have You chosen me?" (mengapa Engkau memilih aku?)
Sesungguhnya pernahkan kita menanyakan hal ini dalam hati kita. Seringkali saya juga menanyakan hal ini, iya ya Tuhan, kenapa ya Tuhan pilih saya dari sekian banyak orang? Kenapa Tuhan pilih saya yang berdosa ini? yang tidak layak ini? Kenapa Tuhan mau mengampuni saya dengan memberi Kristus anakNya yang tunggal sebagai tebusan atas dosa-dosa saya?
Namun lewat lagu ini saya diingatkan kembali untuk bersyukur, ketika Tuhan boleh memilih saya dari sekian banyak orang , bukan karna saya baik, karna jelas saya orang berdosa yang tidak layak kalau bukan karna Kristus dan saya diingatkan untuk setia dan berjalan bersama Dia di setiap jalan-jalan saya. Berikut lirik lagunya (silahkan download):

Why have You chosen me out of millions Your child to be (Mengapa Engkau memilih aku dari sekian banyak orang lain untuk menjadi anakMu?)
You know all the wrongs that I have done (Engkau tahu semua kesalahan yang aku perbuat)
Oh how could You pardon me, forgive my iniquities (Bagaimana mungkin Engkau mengampuni aku, mengampuni kejahatan-kejahatanku)
To save me give Jesus Your son (Memberi putraMu Yesus untuk menyelamatkanku)


But Lord help me be what You want me to be (Tapi Tuhan tolong aku untuk menjadi seperti yang Kau inginkan)
Your word I will strive to obey (Aku akan berjuang untuk menaati firmanMu)
My life I now give, for You I will live (Sekarang kuberikan hidupku, bagiMu kukan hidup)
And walk by Your side all the way (dan berjalan di sisiMu dalam setiap jalanku)


I am amazed to know that a God so great could love me so (Aku terkagum mengetahui bahwa Allah yang besar dapat mengasihiku)
Is willing and wanting to bless (Bersedia dan mau memberkatiku)
His love is so wonderful, His mercy so bountiful (kasihNya begitu indah, dan sungguh bermurah hati)
I can't understand it I confess (Aku tidak dapat mengerti, aku mengakuinya)
lalu kembali ke reff...but Lord help me be....dst

sungguh, setiap saya mendengar bahkan menyanyikan lagu ini saya terus bertanya, ya Tuhan kenapa saya yang Tuhan pilih? Sesungguhnya saya tidak layak? Namun saya terus belajar untuk merendahkan diri saya di hadapan Allah dan membiarkan Allah bekerja di dalam saya untuk menolong saya menjadi seperti yang Dia inginkan dan membagikan kasihNya yang teramat besar itu kepada orang-orang yang hidup dalam kekosongan dan kerinduan akan kasih sejati itu yang memang hanya ditemukan di dalam Kristus.

Senin, 02 April 2012

Mengakhiri dengan Baik!

Beberapa hari ini saya terus diingatkan untuk mengakhiri dengan baik! Saya pikir bukanlah hal yang kebetulan saya diingatkan mengenai hal ini beberapa hari ini, karena sebagai seorang Kristen saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan :).
Dalam satu saat teduh saya, saya diingatkan dengan ayat dari Pengkotbah 7: 8-9 yang berkata demikian: Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
. Lalu, dalam ibadah pemuda membagikan ayat ini kepada teman-teman pemuda yang termasuk juga mengingatkan saya pribadi. Yang pasti ketika membaca dan merenungkan ayat ini saya terus menanyakan diri saya "Tuhan sudahkan aku mengakhiri dengan baik?" Atau jangan-jangan kita adalah orang-orang yang hanya memulai disana-sini tanpa berpikir untuk mengakhiri dengan baik?
Saya tahu bahwa tidak kebetulan juga ayat ini mengingatkan saya ketika saya sedang mengakhiri banyak hal, mengakhiri studi saya sebagai mahasiswa, mengakhiri kehidupan berasrama dan hidup dengan komunitas saat ini, mengakhiri pelayanan saya di tempat ini termasuk di pemuda gereja (yang pasti kalau Tuhan mau saya akan terus melayani di tempat yang lain yang Tuhan inginkan), ketika saya akan mengakhiri berbagai hal ini. Lalu yang terus terngiang di dalam benak saya adalah satu pertanyaan ini "Tuhan sudahkah aku mengakhiri dengan baik?"
Mungkin seringkali kita merasa bangga dengan kesuksesan kita, berapa kali kita berhasil membuat orang lain senang, dengan segala keberhasilan kita, namun apakah kita mengakhirinya dengan baik?
Ketika Tuhan sudah memulai pekerjaan yang baik di dalam kita, apakah kita sudah menjadi pribadi yang setia hingga akhirnya?
Sungguh ketika saya melihat ke belakang, menilik kembali kepada apa yang sudah saya kerjakan, saya mengakui bahwa saya malu terhadap Tuhan dan terhadap diri saya sendiri ketika saya mendapati bahwa saya pada akhirnya tidak mengakhiri dengan baik.
Ada begitu banyak hal di masa lalu yang saya isi denga serentetan daftar keluhan saya, seonggok kemarahan dan emosi, begitu banyak waktu yang terbuang, berbagai macam kemalasan dan hal-hal lain yang tentu akan memengaruhi masa depan dan bagaimana saya mengakhiri sesuatu.
dalam hal ini saya setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa "penyesalan selalu datang terlambat", ya...karena memang demikian adanya. Namun, ketika ini sudah mendekati akhir saya tidak ingin mengisinya dengan semua itu, saya ingin adanya perubahan untuk membuat akhirnya menjadi lebih baik.
Dari pengkotbah ini saya juga diingatkan bahwa ternyata untuk mengakhiri kesabaran itu butuh kesabaran, butuh ketekunan, kita tidak dapat mengakhiri sesuatu dengan baik ketika kita mengisi prosesnya dengan kemarahan, emosi, mudah menyerah dan kemalasan. Sayangnya, saya merasa bahwa saya telah melakukan hal-hal ini di waktu yang lalu.
Bahkan acap pertanyaan ini muncul dalam benak saya "Tuhan, haruskah aku mengakhirinya sekarang?" karena saya merasa bahwa apa yang saya kerjakan masih kurang, saya merasa bahwa saya belum mengakhiri dengan baik sementara waktu yang saya punya terbatas, saya belum melakukan bagian saya sepenuhnya namun saya sudah kehabisan waktu?Pertanyaan-pertanyaan inilah yang terus berputar-putar dalam benak dan pikiran saya. Kalau saja saya bisa mengulang masa lalu.
Namun yang pasti,dari semuanya ini saya belajar, belajar untuk mengucap syukur untuk waktu yang sudah lalu, mengucap syukur untuk setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan untuk saya dan mengucap syukur bahkan untuk masa-masa sulit untuk tiba pada garis akhir.
dari hal ini juga saya belajar dan tahu betapa sulitnya untuk menjadi setia. Ketika Tuhan memulai sesuatu yang baik (yang pasti Dia akan memulai hal yang baik di dalam kita) maka belajar untuk menjadi setia sampai akhirnya. Karena bagaimanapun harus diakui bahwa memulai lebih baik daripada mengakhiri. Untuk memulai, kita hanya perlu satu langkah, namun untuk bisa mengakhiri maka kita perlu ratusan bahkan ribuan langkah. Ketika kita memulai sesuatu, maka langkah pertama kedua mungkin kita tidak menemukan sesuatu yang sulit, namun ketika kita melangkah semakin jauh maka kita akan mendapati begitu banyaknya kesulitan, begitu banyaknya tantangan dan kesusahan, menemukan betapa banyaknya orang yang tidak dapat bekerjasama dengan kita, mendapati betapa banyak hal yang kita harus bisa tangani dan lalui, mendapati bahwa kita kadang berada dalam titik jenuh dan ingin menyerah. Namun, yang Tuhan inginkan adalah kita memilih untuk taat dan setia, Tuhan mau kita bisa menjadi pribadi yang bisa bertahan dalam kesulitan, menjadi pribadi yang kuat sehinga pada akhirnya kita dapat mengakhiri dengan baik.
Selamat berjuang dan tetaplah setia hingga Anda tiba pada garis akhir dengan baik!
Selamat melakukan yang terbaik bagi Tuhan dan mengakhiri dengan baik!
"Ku berjuang sampai akhirnya Kau dapati aku tetap setia" *Tetap setia
Engkau Telah memulai pekerjaan yang baik di dalamku dan aku rindu untuk mengakhiriNya dengan setia
*download lagunya di sini :)